Senin, 09 Desember 2013

Peran Knowledge Management Dalam Organisasi PLN

Knowledge management berbicara tentang bagaimana mengelola pengetahuan agar dapat digunakan untuk mencapai keuntungan kompetitif bagi organisasi. Knowledge management merupakan proses atau praktek menciptakan, memperoleh, menangkap, berbagi, dan menggunakan pengetahuan, dimanapun berada, untuk meningkatkan pembelajaran dan kinerja dalam organisasi (Scarborough et al, 1999 dalam Armstrong, 2010).
Salah satu contoh besarnya peranan knowledge management dalam meningkatkan kinerja organisasi dapat dilihat pada organisasi PLN di bawah kepemimpinan Dahlan Iskan. Sejak memimpin PLN, Dahlan Iskan berhasil melakukan beberapa gebrakan diantaranya bebas byar pet se Indonesiadalam waktu 6 bulan, gerakan sehari sejuta sambungan. Tahun 2010, PLN telah berhasil membangun PLTS di 5 pulau di Indonesia bagian Timur yaitu Pulau Banda, Bunaken Manado, Derawan Kalimantan Timur, Wakatobi Sulawesi Tenggara, dan Citrawangan. Selain itu, ia berhasil menanggulangi pemadaman bergilir di seluruh Indonesia, menyelesaikan IPP terkendala yang sudah begitu lama, mengatasi kacaunya tegangan listrik di berbagai wilayah (Aceh, Cianjur Selatan, Tangerang, dan banyak lagi).
Selama masa kepemimpinannya, Dahlan Iskan memanfaatkan semua sumber yang bisa digunakannya untuk memperoleh pengetahuan mengenai organisasi PLN, Ia menggunakan pengetahuan dan pengalaman yang dimilikinya dan membagikannya kepada seluruh jajaran staf PLN demi meningkatkan efektivitas organisasi tersebut. Selain mengandalkan pengetahuan yang dimilikinya, Dahlan Iskan juga banyak berkonsultasi dan mendengarkan orang yang dikenal memiliki integritas yang baik di lingkungan PLN. Dahlan Iskan juga sering meninjau langsung ke lapangan untuk melihat secara langsung situasi yang ada di lapangan.  Ia tidak hanya sekedar mengamati, tetapi juga menelusuri secara mendalam untuk mengetahui sumber utama permasalahan sehingga dapat mencari solusi terbaik. Sebagai pemimpin, Dahlan berusaha memberikan contoh nyata bagi bawahannya. Misalnya, ia disiplin berangkat pagi dan pukul 6.45 WIB sudah berada di kantor. Rapat direksi pun diubah menjadi puku17.00 WIB.
Untuk mengubah kinerja organisasi Dahlan Iskan menggunakan teknologi baru. Dia menggunakan teknologi terbaru untuk mengganti kerja pembangkit, juga teknologi untuk memperpendek jalur birokrasi. Struktur organisasi pun ikut berubah dengan adanya teknologi yang dibawa Dahlan Iskan. Tidak hanya itu, Dahlan Iskan juga membawa teknologi dalam bentuk manajemen manusia untuk mendekatkan diri dengan karyawan PLN. Juga mampu mempersatukan dan memotivasi karyawan PLN. Di berbagai forum, ia selalu membanggakan kualitas personal PLN yang menurutnya mengetahui semua persoalan yang dihadapi perusahaan dan juga tahu bagaimana cara menyelesaikannya.
Strategi knowledge management yang digunakan Dahlan Iskan adalahcodification strategy dan personalization strategy. Pada codification strategy, Dahlan Iskan menuangkan pengetahuannya melalui buku berjudul Dua Tangis dan Ribuan Tawa. Buku ini berisi kumpulan catatan CEO PLN Dahlan Iskan selama menjabat sebagai Dirut PLN. Catatan ini beredar di kalangan internal warga PLN sebagai bentuk komunikasi Dahlan Iskan kepada jajaran staffnya di PLN dari Sabang sampai Merauke. Sementara personalization strategy yang digunakan adalah dengan membagikan pengetahuan dengan menggunakan pendekatan person-to-person dimana pengetahuannya dibagikan melalui sharing dan forum dengan jajaran staf nya sehingga memungkinkan ia berdiskusi dan berbagi ide dengan para stafnya.
Sistem knowledge management yang digunakan Dahlan Iskan adalahgroupware, yaitu berbagi pengetahuan dengan menggunakan teknologi komunikasi informasi melalui internet. Dahlan Iskan menyalurkan jalan pikiran dan keinginannya melalui CEO’s Note. CEO’s Note ini ditulis sebulan sekali untuk seluruh karyawan PLN yang berjumlah 40.000 orang.
Isu-isu knowledge management yang ada di PLN diantaranya knowledge workers, yaitu mayoritas orang PLN adalah orang yang otaknya encer. Problem-problem sulit cepat mereka pecahkan. Sejak dari konsep, roadmapsampai aplikasi teknisnya. Serta latar belakang pendidikan orang PLN umumnya teknologi sehingga sudah terbiasa untuk berpikir logis. Isu selanjutnya adalah the significance of process and social capital and culture, yaitu gelombang internal yang menghendaki agar PLN menjadi perusahaan yang baik/maju ternyata sangat-sangat besar, intervensi dari luar yang biasanya merusak sangat minimal, serta iklim yang diciptakan oleh Menneg BUMN Bapak Mustafa Abubakar sangat kondusif yang memungkinkan lahirnya inisiatif-inisiatif besar dari korporasi. Selama masa kepemimpinannya, Dahlan Iskan juga menciptakan open culture untuk mendorong karyawan berbagi ide dan pengetahuan mereka dengan yang lain. Dalam PLN juga terdapat isu technology and people, dimana teknologi digunakan sebagai tempat penyimpanan sumber informasi sehingga dapat digunakan karyawan saat mereka membutuhkannya dan juga sekaligus sebagai peran pendukung dimana teknologi digunakan sebagai sarana komunikasi.
Dahlan Iskan memiiki peran yang sangat besar untuk mendukungknowledge management dalam perubahan PLN dimana ia membantu menciptakan budaya organisasi yang menekankan pentingnya berbagi pengetahuan dengan orang lain demi peningkatan kinerja organisasi dengan terlebih dahulu membagi pengetahuan yang dimilikinya kepada seluruh karyawannya, memberikan teladan kepada karyawannya untuk berkomitmen terhadap peningkatan kinerja PLN serta memberikan kepercayaan yang tinggi kepada para karyawannya dalam menyalurkan ide-ide mereka, memberikan motivasi kepada karyawannya, serta mengembangkan sistem teknologi komunikasi informasi yang memungkinkan semua karyawan PLN berkomunikasi dengan pimpinannya.

Referensi
Pengaruh Teknologi Dalam Organisasi, Studi Kasus PT PLN (Persero). (2010, 20 Oktober). Diakses pada 06 Mei 2012 dari  http://andpratama.blog.binusian.org/page/3/

Tidak ada komentar:

Posting Komentar