Rabu, 23 Oktober 2013

Pengertian Knowledge Management

Pengertian Knowledge Management menurut para ahli antara lain:

  • Menurut Bassi, Knowledge Management is the process of creating, capturing and using knowledge to enhance organizational performance.
  • Menurut Blake, Knowledge Management is the process of capturing a company’s collective expertise wherever it resides- in databases, on papers, or in people’s head- and distributing it to wherever it can help produce the biggest payoffs.
  • Menurut Koina dalam Siregar (2005) Knowledge Management adalah suatu disiplin yang mempromosikan suatu pendekatan terintegrasi terhadap pengidentifikasian, pengelolaan dan pendistribusian semua asset informasi suatu organisasi. Sedangkan Laudon (2002) Knowledge Management berfungsi meningkatkan kemampuan organisasi untuk belajar dari lingkungannya dan menggabungkan pengetahuan dalam suatu organisasi untuk menciptakan, mengumpulkan, memelihara dan mendiseminasikan pengetahuan organisasi tersebut. Teknologi informasi memainkan peranan penting dalam manajemen pengetahuan sebagai pemungkin proses bisnis yang bertujuan yang bertujuan untuk menciptakan, menyimpan, memelihara dan mendiseminasikan pengetahuan.
  • Menurut Kim yang dikutip Siregar (2005) bahwa pengetahuan adakalanya dikategorikan sebagai terstruktur, tidak terstruktur, eksplisit atau implisit. Jika pengetahuan diorganisasikan dan mudah didiseminasikan disebut pengetahuan terstruktur. Pengetahuan yang tidak terstruktur dan dipahami, tetapi tidak dengan jelas dinyatakan adalah pengetahuan implisit. Pengetahuan implisit juga disebut tacit (dipahami tanpa dikatakan), yaitu keahlian dan pengalaman pekerja yang belum didokumentasikan secara formal Untuk mengkonversi pengetahuan implisit ke dalam pengetahuan eksplisit, pengetahuan tersebut harus diekstraksi dan diformat.
  • Davenport dan Prusak (1998) memberikan metode mengubah informasi menjadi pengetahuan melalui kegiatan yang dimulai dengan huruf C: comparation, consequences, connections dan conversation. (Pengertian pengetahuan menurut Davenport dan Prusak adalah knowledge is a fluid mix of framed experience, values, contextual information, and expert insight that provides a framework for evaluating and incorporating new experiences and information. It originates and is applied in the minds of knowers. In organizations, it often becomes embedded not only in documents or repositories but also in organizational routines, processes, practices and norms). Davenport dan Prusak mengatakan bahwa pengetahuan adalah campuran fluida dibingkai pengalaman, nilai, informasi kontekstual, dan wawasan ahli yang memberikan kerangka untuk mengevaluasi dan menggabungkan pengalaman-pengalaman baru dan informasi. Itu berasal dan diterapkan dalam pikiran seseorang. Dalam organisasi, sering kali menjadi tertanam bukan hanya dalam dokumen atau repositori tetapi juga dalam organisasi rutinitas, proses, praktik dan norma-norma.
  • Menurut Laudon dan Laudon (2004, p64), knowledge management adalah sekumpulan proses yang dikembangkan dalam sebuah organisasi untuk membuat, mengumpulkan, menyimpan, memelihara, dan menyebarkanknowledge.
  • Menurut Thompson (2003, p291), knowledge management adalah kegiatan kritikal perusahaan yang memebutuhkan perhatian khusus, kemampuan untuk menyebarkan knowledge dan keahlian, dapat meningkatkan efektifitas organisasi.

referensi : http://mahesa35e.blogstudent.mb.ipb.ac.id/2011/01/24/knowledge-management/


Jenis Penerapan Knowledge Management

Jenis Penerapan Knowledge Management


Perbedaan yang paling signifikan di antara jenis knowledge ialah tacit versus explicit (Nonaka dan Takeuchi, 1995). Di dalam organisasi explicit knowledge tidak menjadi masalah karena mudah didokumentasikan, diarsipkan, dan diberi kode. Di lain pihak, tacit knowledge merupakan suatu tantangan tersendiri karena pengetahuan sering kali dirasakan sangat berharga untuk dibagikan dan digunakan dengan cara yang tepat. Pemahaman akan perbedaan kedua jenis knowledge ini sangatlah penting, dan yang perlu diperhatikan juga adalah aplikasinya dengan cara yang berbeda untuk memindahkan jenis knowledge yang berbeda.

1. Tacit Knowledge
Pada dasarnya tacit knowledge bersifat personal, dikembangkan melalui pengalaman yang sulit untuk diformulasikan dan dikomunikasikan (Carrillo et al.,2004). Tacit knowledge tidak dinyatakan dalam bentuk tulisan, melainkan sesuatu yang terdapat dalam benak orang-orang yang bekerja di dalam suatu organisasi.
Menurut Polanyi (1966) tacit knowledge secara umum dijabarkan sebagai:
1.Pemahaman dan aplikasi pikiran bawah sadar
2. Susah untuk diucapkan
3. Berkembang dari kejadian langsung dan pengalaman
4. Berbagi pengetahuan melalui percakapan (story-telling)
Berdasarkan pengertiannya, maka tacit knowledge dikategorikan sebagai personal knowledge atau dengan kata lain pengetahuan yang diperoleh dari individu (perorangan).


2. Explicit Knowledge
Explicit knowledge bersifat formal dan sistematis yang mudah untuk dikomunikasikan dan dibagi (Carrillo et al., 2004). Menurut pernyataan Polanyi (1966) pada saat tacit knowledge dapat dikontrol dalam benak seseorang, explicit knowledge justru harus bergantung pada pemahaman dan aplikasi secara tacit, maka dari itu semua pengetahuan berakar dari tacit knowledge. Secara umum explicit knowledge dapat dijabarkan sebagai:
1. Dapat diucapkan secara tepat dan resmi
2. Mudah disusun, didokumentasikan, dipindahkan, dibagi, dan dikomunikasikan
Penerapan explicit knowledge ini lebih mudah karena pengetahuan yang diperoleh dalam bentuk tulisan atau pernyataan yang didokumentasikan, sehingga setiap karyawan dapat mempelajarinya secara independent.


referensi: http://pengertianmanagement.blogspot.com/2012/11/pengertian-knowledge-management.html


Sejarah Knowledge Management

Sejarah Knowedge Management


Peradaban manusia bisa dibagi menjadi tiga periode, yaitu periode pertanian, periode industry, dan periode informasi. 
Periode pertanian ada masa dimana masyarakat bekerja dengan mengolah sumber daya alam. Sumber daya alam yang dibutuhkan oleh masyarakat pada periode ini adalah bahan mentah atau bahan yang berasal dari alam. Periode ini berlangsung selama 10.000 tahun, tetapi sampai sekarang pun periode ini masih berlanjut di negara bagian dunia ketiga. Masyarakat pertanian adalah masyarakat yang menggantungkan hidupnya sebagai petani yang merupakan suatu pekerjaan tanpa skill tertentu. Model produksi yang dihasilkan adalah pertanian, pertambangan, perikanan, dan peternakan. Institusi sosial mereka adalah bertani. Dasar teknologi yang dibutuhkan oleh masyarakat di era ini adalah teknologi yang cara kerjanya secara manual. Dapat dikatakan bahwa dalam era pertanian faktor yang menonjol adalah otot (Muscle) karena pada saat itu produktivitas ditentukan oleh otot.

Dalam era industri, faktor yang menonjol adalah mesin (Machine). Era industri ditandai dengan berubahnya orientasi produksi ke penjualan. Ini berarti aspek menjual barang ke konsumen atau menarik hati konsumen untuk membeli barang harus lebih banyak digarap. Untuk itu mereka mengiklankan produk mereka melalui berbagai media. Pekerjaan masyarakat industri adalah sebagai pekerja/ buruh pabrik. Institusi sosial yang menampung mereka adalah pabrik logam. Media yang digunakan di era industri adalah media elektronik, seperti :  radio, film, dan televisi. Sumberdaya yang mereka butuhkan adalah modal. Teknologi yang mereka butuhkan adalah teknologi mesin pengolah. Keahlian SDM (Sumber Daya Manusia) yang mereka butuhkan adalah ahli mesin (pekerja dengan skillkhusus).

Era informasi masih berlangsung sejak tahun 1955 sampai sekarang. Masyarakat informasi disebut sebagai information workers atau pekerja informasi. Mereka mencari informasi untuk penelitian di universitas. Elemen yang dihasilkan atau diolah oleh masyarakat informasi adalah informasi (transmisi data dan komputer). Teknologi yang mereka butuhkan untuk bekerja adalah teknologi cerdas seperti komputer dan barang elektronik lainnya. Sumber daya yang dibutuhkan oleh masyarakat informasi adalah pengetahuan masyarakat informasi. Keahlian Sumber Daya Manusia yang dibutuhkan adalah pekerja professional (dengan skill tinggi). Prinsip perkembangan di era informasi adalah penerapan pengetahuan dalam teknologi. Model produksi dalam bidang ekonomi adalah transportasi, perdagangan, asuransi, real estate, kesehatan, rekreasi, penelitian, pendidikan, dan pemerintahan. Masyarakat informasi menggunakan media interaktif, seperti : internet. Internet sangat dibutuhkan oleh masyarakat informasi. Hal itu terjadi karena dengan adanya internet, menjadikan semua aktivitas untuk memperoleh informasi menjadi sangat cepat, efisien, dan lancar. pada era informasi faktor yang menonjol adalah pikiran, pengetahuan (Mind).
Pengetahuan sebagai modal intelektual mempunyai pengaruh yang sangat besar dalam menentukan kemajuan suatu organisasi. Pada era informasi memunculkan karakteristik masyarakat informasi dimana keberadaan informasi menjadi sangat penting dan menjadi salah satu kebutuhan pokok bagi setiap orang. Bagi masyarakat informasi banyak aspek kehidupan sangat bergantung kepada informasi. Tanpa informasi, kehidupan masyarakat informasi tidak akan berjalan sesuai dengan yang diharapkan, dan di dalam melakukan setiap kegiatannya, masyarakat informasi akan selalu membutuhkan informasi dan semakin menuntut informasi yang cepat, aktual, akurat, dan relevan. Informasi tersebut senantiasa mengisi segala aspek kehidupan, mulai dari lingkup individu, keluarga, sosial, hingga lingkup kelompok dan organisasi.
Begitu pula bagi suatu organisasi, apapun jenis organisasinya, informasi merupakan salah satu jenis sumberdaya yang paling utama. Karena informasi, orang-orang di dalam suatu organisasi memutuskan untuk melakukan atau tidak melakukan sesuatu, sehingga informasi menjadi penuntun bagi siapapun saat melakukan aktivitas keorganisasian. Dari sinilah kemudian muncul apa yang dinamakan pengetahuan.
Pengetahuan dari organisasi dapat menjadikan organisasi tersebut memahami tujuan keberadaannya. Di antara tujuan yang terpenting adalah bagaimana organisasi memahami cara mencapai tujuannya. Organisasi-organisasi yang sukses adalah organisasi yang secara konsisten menciptakan pengetahuan baru dan menyebarkannya secara menyeluruh di dalam organisasinya, dan secara cepat mengadaptasinya ke dalam teknologi dan produk serta layanan mereka. Melihat perannya yang begitu penting bagi suatu organisasi, maka semua pengetahuan yang dimiliki oleh suatu organisasi harus dikelola dengan baik, sehingga pengetahuan tersebut dapat berperan optimal untuk organisasinya. 
Bentuk dan kemampuan organisasi dalam mengelola pengetahuan sangat mempengaruhi kualitas pengetahuan yang dihasilkan dan juga akan mempengaruhi kualitas hubungan atau integrasi di antara komponen-komponennya. Dari sini dapat dilihat bahwa pengetahuan harus di kelola dengan baik. Pengelolaan pengetahuan atau manajemen pengetahuan ini dikenal dengan sebutan knowledge management.

Istilah Manajemen Pengetahuan baru marak digunakan sekitar tahun 1990.Walaupun pemikiran  mengenai manajemen pengetahuan telah berkembang pada tahun-tahun sebelumnya. Para pionir yang mengkajinya secara akademis diantaranya Peter Drucker di tahun 70-an, kemudian Karl-Erik Sveiby di akhir 80-an, serta Nonaka dan Takeuchi pada 1990. 

Perkembangan manajemen pengetahuan banyak dipengaruhi oleh perubahan waktu, ekonomi, sosial, dan teknologi. Globalisasi membawa kesempatan baru dan peningkatan kompetisi yang merupakan tantangan bagi organisasi-organisasi. Awalnya organisasi-organisasi terutama organisasi bisnis, mencoba mendongkrak produktifitas dan keuntungan dengan memanfaatkan perkembangan teknologi dan teknologi jaringan. Manajemen pengetahuan pun sempat diidentikan dengan teknologi informasi.

Gupta dan Govidrajat (2000) menyangkal pernyataan itu dalam penelitiannya. Menurut mereka hal yang paling menentukan dalam keefektifan manajemen pengetahuan yaitu kondisi ekologi sosial organisasi yang meliputi budaya, struktur, sistem informasi, sistem penghargaan, proses, manusia, dan kepemimpinan. Saat ini manajemen pengetahuan sangat diminati oleh organisasi bisnis. Menurut sebuah studi di tahun 1997, walaupun baru 28 % perusahaan terbesar di Amerika Serikat dan Eropa mengaku sudah menerapkan manajemen pengetahuan, 50 % lainnya sedang bersiap-siap melaksanakannya, dan 93 % mengatakan sudah membuat rencana. Tiga tahun setelah itu sebuah studi lain menunjukkan bahwa 50 % dari perusahaan-perusahaan besar di dunia telah menerapkan manajemen pengetahuan.

Peningkatan pekerja yang melek huruf juga memacu revolusi industri yang memunculkan prosedur yang lebih rumit pada pekerjaannya. Sebagian dari prosedur ini memerlukan lebih dari sekedar menyerap informasi secara sederhana agar mampu melaksanakan, namun mereka memerlukan ketrampilan. Dan sebagian dari ketrampilan ini, tidak mudah diajarkan ke yang lainnya karena mereka memerlukan pengetahuan tacit.
Dengan prosedur yang lebih rumit pada setiap pekerjaan, jumlah pekerjaan tulis menulis meningkat, sehingga manajemen dokumen semakin dibutuhkan. Kemudian, banyaknya proses baru yang berlaku bagi pekerjaan dan penyiangan arsip untuk menjejaki proses tersebut mengakibatkan ditemukannya teknik manajemen ilmiah (scientific management) yang lahir untuk membantu mengorganisir dan membuat pekerjaan semakin efisien.