Budaya
adalah fenomena kehidupan aktif yang diciptakan manusia bersama dan menciptakan
ulang dunia tempat mereka hidup (Morgan, 1977)
Budaya
Organisasi adalah pola asumsi dasar diciptakan, ditemukan, atau dikembangkan oleh kelompok untuk belajar mengatasi masalah adaptasi eksternal dan integrasi internal yang telah berfungsi baik dan dianggap valid untuk diajarkan kepada anggota baru sebagai
jalan terbaik untuk menerima, berpikir, dan merasakan dalam kaitannya dengan masalah
tersebut (Schein, 1999)
Elemen
Kunci Budaya Organisasi :
- Nilai lisan dan tertulis
- Harapan eksplisit dan implisit perilaku anggotanya
- Adat dan ritual
- Kisah dan mitologi sejarah kelompok
- Shop talk – bahasa digunakan dalam kelompok
- Climate – perasaan ditimbulkan karena interaksi dengan orang lain/lingkungan
- Metafora dan simbol
Rob
Goffee and Gareth Jones yang membagi tipologi budaya organisasi ke dalam 4
kuadran yaitu :
- Networked,
- Fragmented,
- Mercenary, dan
- Komunal.
Tipologi
Goffee and Jones didasarkan pada 2 konsep yaitu : Solidaritas dan Sosiabilitas.
Solidaritas adalah
kecenderungan untuk saling dukung sementara Sosiabilitas adalah
kecenderungan untuk berhubungan satu dengan lainnya.
- Fragmented adalah tipe budaya organisasi yang rendah baik dimensi Sosiabilitas maupun Solidaritasnya.
- Mercenary adalah tipe budaya organisasi dengan Solidaritas tinggi, sementara Sosiabilitas rendah.
- Komunal adalah tipe budaya organisasi dengan Sosiabilitas tinggi, sementara Solidaritas rendah.
- Akhirnya, Networked adalah tipe budaya organisasi dengan Sosiabilitas dan Solidaritas tinggi.
Tipologi
Goffee and Jones cukup bermanfaat dalam mendiagnosis sejumlah
elemen dalam suatu budaya organisasi kendati kekurangan dua dimensi pokok dalam
budaya organisasi:
- Hubungan antara organisasi dengan lingkungan eksternal dan
- Batasan fungsi manajemen.
Karakteristik Lingkungan Budaya
Berbagi Pengetahuan :
1.
Struktur
reward (penghargaan)
2.
Keterbukaan
dan transparansi
3.
Pendukung
sharing – komunikasi dan kordinasi antar kelompok
4.
Trust (kepercayaan)
5.
Dukungan
manajemen puncak
Budaya
Sebagai Fondasi KM
•
Budaya
corporate adalah komponen kunci untuk menjamin pengetahuan dan informasi
kritikal mengalir dalam organisasi
•
Budaya
berbagi pengetahuan dibangun atas dasar kepercayaan
•
Sistem
komunikasi merupakan sarana penyebaran budaya
Transformasi
Budaya :
1.
Orang
melihat pemimpin untuk mengetahui apa yang penting dalam organisasi
2.
Budaya
disebarluaskan melalui cerita dan mitos
3.
Dalam
situasi krisis, pemimpin menunjukkan nilai dan asumsi
4.
Sistem
reward dapat memperlihatkan apa yang dianggap penting
5.
Keputusan
penting juga dapat memperlihatkan pentingnya nilai tertentu
6.
Pemimpin
mengkomunikasikan pentingnya nilai melalui apa yang mereka puji dan kritik
Menciptakan
Budaya Organisasi dalam sharing KM :
·
Jurnalis
pengetahuan memulai interview orang-orang kunci untuk dokumentasi
·
Melaksanakan
kumpul-bersama KM – sarapan, makan siang, informal meeting, dll
·
Membuat
newsletter untuk publikasi inisiatif KM
·
Menjalankan
proyek pilot KM – intranet, dll
·
Mendesain
ulang ruang kerja yang memungkinkan tempat berkumpul
·
Mengubah
kriteria evaluasi kinerja yang mengacu pada kompetensi berbagi pengetahuan
CMM
merupakan mekanisme kualifikasi sebuah Software Development House yang dapat
memberikan gambaran tentang kemampuan perusahaan tersebut dalam melakukan
development software. Capability Maturity Model adalah sebuah model yang
dikembangkan oleh Software Engineering Institute atas permintaan Departement of
Defense(DOD) Amerika Serikat dengan tujuan membuat ujian saringan masuk bagi
kontraktor yang mendaftarkan diri untuk menjadi konsultan
Pengertian
secara harfiah:
- Capability, diartikan menjadi kapabilitas yang berarti kemampuan yang bersifat laten. Capability lebih mengarah kepada integritas daripada kapabilitas yang berarti itu sendiri.
- Maturity, berarti matang atau dewasa. Matang merupakan hasil proses. Dewasa merupakan hasil pertumbuhan
Model, didefinisikan
sebagai suatu penyederhanaan yang representatif terhadap keadaan di dunia nyata
Secara
keseluruhan pengertian CMM, yaitu:
CMM
dapat didefinisikan sebagai sebuah penyederhanaan yang representatif yang
digunakan untuk mengukur tingkat kematangan sebuah software development house
dalam menyajikan/membuat/mengembangkan perangkat lunak sebagaimana telah
dijanjikan secara tertulis dalam perjanjian kerjasama. Sehingga bisa dikatakan
bahwa CMM adalah mengukur.
Nilai-nilai
yang dilihat dalam pengukuran tersebut:
- Apa yang diukur (Parameter)
- Bagaimana cara mengukurnya (Metode)
- Bagaimana standar penilaiannya (Skala Penilaian)
- Bagaimana Interpretasinya (Bagi Manusia)
Capability
Maturity Model terdapat 5 level/skala kematangan yaitu :
- Initial
- Repeatable
- Defined
- Managed
- Optimized
Hubungan
CMM dengan Programming :
Programming
atau pembuatan program dapat dibuat kesamaannya dengan CMM. Programming in
small (coding red) ekivalen dengan CMM level
- Programming in large (proyek managemen, documentasi, dll) ekivalen dengan CMM level 2. Keduanya dapat dikelompokan menjadi programming as art proccess karena tidak memiliki unsur engineering. Unsur engineering yang perlu ditambahkan adalah standarisasi (pembakuan) dan pengukuran.
- Jika sudah dilakukan standarisasi maka ekivalen dengan CMM level 3. Jika sudah ada pengukuran maka ekivalen dengan CMM level 4. Jika sudah sampai di level 4 maka programming dapat dianggap sebagai engineering process.
- Keseluruhan level dari 1-4 dapat dipandang sebagai programming as discreet process dimana tidak ada pengembangan berkelanjutan (life time quality improvment) . Baru pada level 5 programming dapat dianggap sebagai continues process dimana peningkatan kualitas sumber daya manusia dan proses dilakukan secara terus menerus.
Kegunaan
CMM meliputi:
•
Menilai tingkat kematangan sebuah organisasi pengembang perangkat lunak
• Memfilter kontraktor yang akan menjadi pengembang perangkat lunak
• Memberikan arah untuk peningkatan organisasi bagi top managemen di dalam sebuah organisasi pengembang perangkat lunak
• Sebagai alat bantu untuk menilai keunggulan kompetitif yang dimiliki sebuah perusahaan dibandingkan perusahaan pesaingnya.
• Memfilter kontraktor yang akan menjadi pengembang perangkat lunak
• Memberikan arah untuk peningkatan organisasi bagi top managemen di dalam sebuah organisasi pengembang perangkat lunak
• Sebagai alat bantu untuk menilai keunggulan kompetitif yang dimiliki sebuah perusahaan dibandingkan perusahaan pesaingnya.
Referensi
:
Tidak ada komentar:
Posting Komentar