Rabu, 08 Januari 2014

Kategori utama dari tool-tool KM dan Integrasi KMS

Kategori utama dari tool-tool KM

Tujuh kategori utama dari tool-tool KM adalah:
  • tool-tool komputasi kolaboratif, untuk mengalirkan knowledge di dalam organisasi
  • Knowledge servers, untuk menyimpan dan menyediakan akses ke knowledge repository
  • EKP (Enterprise Knowledge Portal)
  • EDM (Electronic Document Management)
  • Knowledge harvesting tools
  • Search engines, untuk menemukan knowledge dalam repository
  • KM suites
Tool komputasi kolaboratif. Tool-tool kolaborasi atau groupware adalah tool yang pertama untuk mempermudah transfer tacit knowledge di dalam organisasi. Salah satu dari sistem komputasi kolaboratif yang paling awal, yaitu GroupSystems, memberikan banyak tool yang menunjang groupwork, termasuk tool-tool untuk electronic brainstorming. Lotus/Domino memberikan environment kolaborasi dalam lingkup enterprise-wide. Tool-tool kolaborasi lainnya adalah MeetingPlace (Latitude), QuickPlace (Lotus Development Corp.), eRoom (eRoom Technology Inc.), Groove Networks (groove.net), dan Microsoft Office Live Meeting (Microsoft).


Knowledge Servers. Suatu knowledge server berisi software KM, termasuk juga knowledge repository, dan menyediakan akses bagi knowledge, informasi, dan data yang lainnya. Beberapa contoh tentang knowledge server adalah Hummingbird Knowledge Server, the Intraspect Software Knowledge Server, the Hyperware Information Server, the Sequoia Software XML Portal Server, dan Autonomy’s Intelligent Data Operating Layer (IDOL) Server. Autonomy’s IDOL Server menghubungkan antara orang dengan konten, antara konten dengan konten, dan orang dengan orang melalui modul yang memungkinkan organisasi untuk mengintegrasikan berbagai macam personalisasi, kolaborasi, dan fitur-fitur untuk penyajian tampilan. Server tersebut menyediakan knowledge repository—yaitu tempat untuk mencari dan mengakses informasi dari berbagai sumber seperti  internet, intranet korporat, database, dan file sistem yang terpusat— dengan demikian memungkinkan distribusi informasi yang efisien. Server tersebut juga menjangkau dan mengintegrasi dengan paket e-business perusahaan, dan bahkan bisa meningkatkan kinerja teknologi yang berbasis AI untuk mengumpulkan semua asset knowledge.


Enterprise Knowledge Portals (EKP). EKP adalah pintu untuk masuk ke berbagai KMS. Dengan menggunakan EKP merupakan cara ideal untuk mengkonfigurasi suatu KMS. Sebagian besar EKP mengkombinasikan integrasi data, mekanisme reporting, dan kolaborasi, sementara satu server menangani dokumen dan KM. Suatu Enterprise Information Portal adalah tempat virtual dari para pengguna yang sedang online. Portal tersebut menyatukan semua kebutuhan informasi setiap pengguna: yaitu data dan dokumen, email, link-link web, kalender dan daftar pekerjaan, dsb.
Ketika pertamakali Enterprise Information Portal masuk ke pasaran, masih belum dilengkapi fitur-fitur KM. Sekarang sebagian besar sudah ada; karena itu, disebut EKP. Vendor-vendor portal yang terkemuka antara lain adalah Autonomy, Corechange, DataChannel, Dataware, Epicentric, Glyphica, Intraspect, Hummingbird, InXight, KnowledgeTrack, IBM/Lotus, Knowmadic, OpenText, Plumtree, Portera, Sequoia Software, Verity, dan Viador. Vendor-vendor database seperti Microsoft, Oracle, dan Sybase juga menjual knowledge portal.
KnowledgeTrack Knowledge Center menawarkan suatu fungsi B2B yang terintegrasi dan dapat disesuaikan skalanya mulai dari dot-coms hingga ke skala enterprise besar. Knowledge Center juga bisa disambungkan ke enterprise architecture, dimana banyak dilakukan oleh kebanyakan portal. Knowledge Center menyatukan beberapa sumber data eksternal, termasuk enterprise resource planning (ERP), online analytical processing (OLAP), dan customer relation management (CRM).


Electronic Document Management (EDM). Menggunakan dokumen dalam format elektronik sebagai bentuk pekerjaan kolaboratif. EDM memungkinkan pengguna untuk mengakses dokumen yang dibutuhkan, pada umumnya via web-browser melaui intranet korporat. EDM memungkinkan organisasi untuk memanage lebih baik dokumen dan workflow supaya pekerjaan lebih lancer. EDM juga memungkinkan kolaborasi dalam membuat dan merevisi dokumen.
Banyak KMS yang menggunakan EDM sebagai sistem repository. Pfizer menggunakan EDM skala besar untuk menangani semua dokumen kertas nya yang setara dengan satu truk yang berisi semua dokumen drug approval yang harus dilewatkan antara Pfizer dan Food & Drug Administration (FDA) sebagai regulator. EDM secara mencolok memangkas waktu yang diperlukan untuk penyerahan dan review ke FDA, yang membuat Pfizer lebih kompetitif dalam memasarkan drugs yang baru dan efektif di pasaran.
System seperti DocuShare (Xerox Corporation) dan Lotus Notes (Lotus Development Corporation) memungkinkan kolaborasi secara langsung pada dokumen yang sama. Beberapa EDM yang lain adalah EDMS (Document, Inc), Enterprise Work Management (Eastman Software, Inc.), FYI (Identech), The Discovery Suite (FileNet Corp.), LiveLink (Open Tect Corp), PageKeeper Pro (Caere Corp), Pagis Pro (ScanSoft, Inc), Xpedio (IntraNet Solutions), dan CaseCentral.com (Document Repository, Inc.).
Suatu pendekatan baru terhadap EDM, yang disebut content management systems (CMS), mengubah cara bagaimana dokumen dan konten dimanage. CMS bisa menghasilkan dokumen-dokumen dan konten secara dinamis dan secara otomatis me-maintain-nya. Dengan banyaknya material berbasis web, organisasi perlu suatu mekanisme untuk memberikan konten yang konsisten dan akurat di seluruh enterprise-wide. EDM, EKP, dan CMS memenuhi kebutuhan ini. Tujuannya adalah supaya para knowledge workers bisa punya akses ke sejumlah besar teks yang tak terstruktur dan memanagenya. Survey oleh IDV terhadap para peserta di konferensi KMWorld 2001 menunjukkan bahwa 63% dari responden sudah dan berencana mengimplementasikan CMS, sementara 59%  menilai CMS sebagai sangat penting.
Subset dari CMS adalah business rules management. Software dan tool-tool baru seperti Ilog JRules and Blaze Advisor, telah dikembangkan untuk menangani potongan-potongan konten yang lebih kecil.

Search engines. Search engine melakukan salah satu tugas yang terpenting dalam KM, yaitu mencari dan mendapatkan dokumen yang diperlukan dari akumulasi koleksi di repository korporat. Beberapa perusahaan seperti Google, Verity, dan Inktomi menawarkan search engine dengan kemampuan meng-index dan mengkatalogkan file dalam berbagai format dan juga menanpilkan dan mengurutkan dokumen berdasarkan relevansinya berkenaan dengan query-query pengguna.

Knowledge Harvesting Tools. Berbagai macam tool yang berfungsi untuk mengambil knowledge secara diam-diam dibelakang layar sangatlah membantu karena tool-tool tersebut memungkinkan pemberi knowledge untuk terlibat seminimal mungkin (atau tidak sama sekali) dalam mengumpulkan knowledge. Menyatukan tool-tool seperti ini ke dalam KMS merupakan pendekatan ideal dalam proses pengambilan knowledge. Tacit Knowledge Systems Knowledge-mail adalah paket software ‘location-expertise’ yang menganalisa email outgoing para pengguna untuk mengurai subject expertise. Software tersebut me-maintain suatu direktori expertise dan menawarkan cara untuk mengontak para expert tersebut  sambil me-maintain privacy control mereka. Autonomy’s ActiveKowledge juga melakukan analisa serupa pada email dan jenis dokumen standard lainnya. Intraspect Software’s Knowledge Server memantau memori organisasi; mengambil konteks penggunaannya, seperti siapa yang telah menggunakannya, kapan, untuk apa,  bagaimana suatu informasi dikombinasikan dengan informasi lainnya, dan apa yang dikatakan orang tentang hal tersebut, kemudian menyediakan informasi tersebut untuk dibagi dan digunakan kembali. KmowledgeX dari KnowledgeX, Inc., dan sejumlah produk lainnya memiliki fungsionalitas serupa.
Knowledge Management Suites. Knowledge Management Suites adalah solusi KM out-of-the-box yang lengkap. Software tersebut mengintegrasikan komunikasi, kolaborasi, dan teknologi storage ke dalam satu paket tunggal yang enak dipakai. Suatu KM suite pasti mengakses database internal dan berbagai sumber knowledge external, jadi integrasi harus diperlukan supaya software tersebut benar-benar berfungsi. IBM/Lotus menawarkan range produk KM yang luas, termasuk Domino platform, QuickPlace and Sametime, Discovery Server and Learning Space, dan WebSphere portal. Beberapa vendor juga menjual tool-tool yang comprehensive untuk KM, termasuk Dataware Knowledge Management Suite and KnowledgeX dari KnowledgeX, Inc. Autonomy Knowledge Management Suite juga menjual integrasi workflow dan ketegorisasi dokumen. Microsoft juga menjual berbagai komponen KM dan sedang mengerjakan pengembangan framework KM. beberap vendor EIS, seperti SAP, PeopleSoft, dan Oracle, sedang mengembangkan teknologi yang terkait dengan KM sebagai platform untuk aplikasi bisnis. Siebel systems sedang melakukan reposisi sebagai platform KM business-to-employee. Dengan menggunakan satu KM suite merupakan suatu pendekatan yang efektif dalam pengembangan KM karena hanya memiliki satu user interface dan satu repository data dan berasal dari satu vendor.
Penyedia Layanan Aplikasi Knowledge Management. Application Service Providers (ASPs) atau penyedia layanan aplikasi KM telah berevolusi sebagai bentuk outsourcing KMS berbasis web. Ada banyak sekali ASP untuk e-commerce di pasaran. Contohnya, Communispace adalah sistem kolaborasi ASP tingkat tinggi yang berfokus pada menghubungkan orang ke orang (tidak hanya orang ke dokumen) untuk mencapai tujuan-tujuan tertentu, tanpa memandang geografis, waktu, dan halangan-halangan organisasi. Tidak seperti KMS konvensional yang mengorganisasi data dan dokumen atau chat tooms, dimana orang bertukar informasi, Communispace berisi berbagai macam interaksi, aktivitas, dan tool-tool yang menghubungkan orang ke teman-temannya yang bisa membantu mereka mengambil keputusan, memecahkan masalah, dan belajar dengan cepat. Communispace didesain untuk membangun kepercayaan secara online; dengan mencoba membangun komunitas yang sadar akan tanggungjawabnya sendiri mengenai tindakan dan knowledgenya. Komponen ‘climate’ nya membantu para anggota komunitasnya untuk mengukur dan memahami apa yang dirasakan orang terhadap komunitasnya. Virtual CafĂ© nya memberikan para karyawan yang tersebar-sebar suatu cara untuk bertemu dan saling belajar melalui gambar/foto dan profil.



Integrasi antara KMS dengan Sistem Informasi Business yang lain

Karena KMS adalah suatu enterprise system, jadi haruslah diintegrasikan dengan sistem informasi enterprise lainnya di dalam organisasi. Jelasnya, ketika KMS didesain dan dikembangkan, tidak dianggap sebagai aplikasi add-on. Tetapi harus benar-benar diintegrasikan ke dalam sistem yang lain. Melalui struktur organisasi (yang bila perlu diubah), KMS dan aktivitas-aktivitasnya bisa dsecara langsung diintegrasikan ke dalam proses bisnis perusahaan. Contohnya, suau kelompok yang melibatkan customer support di dalamnya bisa mengambil knowledge untuk memberikan bantuan terhadap problem yang dihadapi pelanggan. Dalam kasus ini, software help-desk bisa menjadi satu jenis paket software yang diintegrasikan ke dalam KMS, terutamas ke dalam knowledge repository-nya.

Karena suatu KMS bisa dikembangkan berdasarkan platform/server knowledge yang berisi komuikasi, kolaborasi, dan teknologi storage, dan karena sebagian besar perusahaan telah memiliki teknologi dan tool seperti itu, jasi sangatlah mungkin untuk mengembangkan KMS di dalam tool-tool yang sudah ada (e.g., Lotus Notes/Domino). Atau, suatu EKP bisa menyediakan akses dan interface yang universal bagi semua knowledge dan informasi koporat yang relevan bagi seseorang. Dalam kasus ini, usaha dalam pengembangan KMS akan memberikan keterkaitan antar orang ke dalam seluruh EIS (Enterprise Information Systems).

Integrasi KMS dengan DSS/BI. KMS biasanya tidak melibatkan model dan menyelesaikan masalah. Penggunaan model biasanya digunakan untuk di dalam DSS/BI. Namun demikian, karena KMS memberikan bantuan dalam menyelesaikan masalah dengan menerapkan knowledge, maka bisa saja bagian dari solusi (subsystemnya) menerapkan pemodelan. KMS bisa mengintegrasikan sekumpulan model dan data, dan bisa digunakan apabila problem tertentu memerlukannya. Selain itu, penerapan model berbasis knowhow dan best practices bisa disimpan di dalam KMS.

Integrasi KMS dengan AI. KM memiliki kaitan alami dengan sotware metode-metode AI, meskipun KM, secara tegas dikatakan, bukanlah suatu metode AI. KM dan AI bisa diintegrasikan dengan berbagai cara. Contohnya, bila knowledge disimpan di dalam KMS akan disajikan dan digunakan dalam bentuk rangkaian rules if-then-else, maka expert systems (ES) menjadi bagian dari KMS. Expert Systems (ES) juga bisa membantu pengguna dalam mengidentifikasi bagaimana menerapkan cuilan knowledge dalam KMS. Natural Language Processing (NLP) atau Pemrosesan bahasa alami juga membantu computer mengetahui apa yang sedang dicari oleh pengguna. Artificial Neural Networks (ANN) atau jaringan syaraf tiruan bisa membantu mengetahui dan memahami teks untuk menentukan penerapan cuilan knowledge ketika diterapkan pada problem tertentu. ANN juga diterapkan untuk meningkatkan kinerja search engines. Integrasi antara KM dan Ai yang paling umum adalah dalam proses mengidentifikasi dan mengkategorisasikan expertise dengan memeriksa berbagai macam dokumen dan email. Yang termasuk tool-tool berbasis AI adalah ActiveNet dan Knowledge-mail dari Tacit Software, Inc (tacit.com), dan Categorizer dari Inxight Software (inxight.com).

Banyak pekerjaan dalam bidang AI yang terkait dengan knowledge engineering; transfer knowledge dari tacit-ke-explicit; dan identifikasi knowledge, pemahaman, dan penyebaran knowledge. Banyak perusahaan mencoba untuk menyelaraskan berbagai macam teknologi tersebut dengan KM. teknologi-teknologi AI yang seringkali diintegrasikan dengan KM adalah intelligent agents, ES, ANN, dan logika samar (fuzzy logic).

Integrasi KMS dengan database dan sistem informasi lainnya. Karena KMS menggunakan knowledge repository (yang terkadang dibangun diluar sistem database atau   EDM) jadi bisa diintegrasikan ke sistem informasi perusahaan.karena data dan informasi selalu di-update, maka KMS bisa memanfatkannya. Seperti dijelaskan dalam bagian sebelumnya, KMS juga selalu mengumpulkan knowledge dari berbagai dokumen dan database melalui metode AI, yang dikenal dengan istilah KDD. Knowledge tersebut kemudian disajikan secara tektual di dalam knowledge repository seperti dijelaskan di bagian sebelumnya.

Integrasi KMS dengan CRM. CRM (Customer Relationships Management) membantu pengguna dalam berhubungan dengan para pelanggan. Salah satunya dalah tentang help-desk yang sudah dibahas di bagian atas. Tetapi CRM lebih dalam dari itu. CRM bisa membuat profil pelanggan dan memprediksi apa kebutuhan mereka sehingga organisasi bisa meningkatkan penjualan dan melayani merekalebih baik. KMS tentu saja bisa menyediakan tacit knowledge ke orang-orang yang menggunakan CRM dalam berurusan dengan pelanggan.

Integrari dengan SCM. Supply chain seringkali dianggap sebagai ujung proses logistic dari suatu bisnis. Bila produk tidak mengalir keluar organisasi maka perusahaan tersebut gagal. Karena sangatlah penting mengoptimasi dan memanage supply chain dengan benar. Software SCM mencoba melakukan hal tersebut. SCM bisa memanfaatkan integrasi dengan KMS karena di dalam KMS ada banyak hal dan problem mengenai supply chain dimana perusahaan perlu menggabungkan tacit dan explicit knowledge. Dengan adanya akses terhadap knowledge seperti itu akan secara langsung  memperbaiki kinerja supply chain.

Integrasi KMS dengan Intranet dan Extranet Korporat. Tool dan teknologi komunikasi dan kolaborasi sangatlah diperlukan bagi KMS. KMS tidak terintegrasi dengan mudah dengan teknologi intranet dan extranet. Pada umumnya KMS dikembangkan di atas intranet dan extranet sebagai platform komunikasi. Extranet secara khusus didesain untuk meningkatkan kolaborasi dari suatu perusahaan dengan supplier-supliernya dan terkadang dengan pelanggan-pelanggannya. Bila suatu perusahaan bisa mengintegrasikan KMS nya ke dalam intanet dan extranetnya, tidak hanya knowledge akan mengalir lebih bebas, baik dari si pemberi knowledge dan ke pengguna (baik secara langsung maupun melalui knowledge repository), tetapi peusahaan juga bisa mengambil knowledge secara langsung, dengan sedikit keterlibatan pengguna, dan bisa menyediakannya kembali bila ada pengguna yang memerlukan knowledge tersebut.

Referensi

Knowledge Management Tools dan Arsitektur

Knowledge Management Tools

Knowledge management tool adalah perangkat dan infrastruktur yang digunakan untuk memfasilitasi dan mengakselerasi proses-proses yang ada dalam KM, seperti knowledge creation, knowledge retention, knowledge transfer dan knowledge utilization. Biasanya KM tool berbasis aplikasi IT.

Tujuh kategori utama dari tool-tool KM adalah:
• tool-tool komputasi kolaboratif, untuk mengalirkan knowledge di dalam organisasi
• Knowledge servers, untuk menyimpan dan menyediakan akses ke knowledge repository
• EKP (Enterprise Knowledge Portal)
• EDM (Electronic Document Management)
• Knowledge harvesting tools
• Search engines, untuk menemukan knowledge dalam repository
• KM suites

Klasifikasi KM Teknologi menurut  Ruggles (1997) :
-          Memperbaiki dan memungkinkan kreasi, kodifikasi dan transfer pengetahuan
-          Menghasilkan pengetahuan
-          Menkodifikasi pengetahuan dan membuatnya tersedia bagi orang lain
-          Transfer pengetahuan untuk mengurangi masalah

KM Technology ClassificationRollet (2003) berdasarkan dengan mengikuti beberapa skema/ pola :
1. Communication
2. Collaboration
3. Content creation
4. Content management
5. Adaptation
6. eLearning
7. Personal tools
8. Artificial intelligent
9. Networking

Content Management tools :
- Mengelola isi yang bermanfaat/bermakna
- Dimulai dari kreasi isi, memodifikasi, penanganan yang terkini, kombinasi, pembuatan keputusan dan diakhiri dengan pengarsipan

Ada beberapa software yang telah mendukung KM,
• Lotus Notes
• Phpgroupware
• Phprojekt
• MS Project

Bisa pula dibangun dengan bahasa program tertentu kemudian digabung dengan
database yang handal yang mampu menangani pencarian kompleks, kemudian dipadu
lagi dengan program-program yang mempunyai kepintaran buatan, terakhir di polish
dengan interface yang memudahkan dan friendly bagi user maka akan jadi sebuah
sistem KM yang baru.

Jika perusahaan ingin menerapkan sistem KM, yang harus dipikirkan adalah
infrastruktur (hardware dan software) yang ada, biaya yang dikeluarkan, sistem reward
yang digunakan jika ada karyawan yang men-submit ilmunya, atau bisa juga ada sistem
punishment ? tapi tidak mungkin lah ada sistem punishment ini, karena para staff adalah
orang-orang bijakasana bukan ? Berbagilah pengetahuan, sebab jika pengetahuan
semakin diketahui oleh banyak orang, semakin kuatlah pengetahuan itu. Orang yang
berpikiran rendah, hanya akan mendapatkan hasil yang rendah, sedangkan orang yang
berpikiran tinggi akan juga mendapatkan hasil yang maksimal.



Knowledge Management Arsitektur 
Arsitektur KM didefinisikan sebagai deskripsi tentang komponen dan kapabilitas serta keterkaitan atau interrelationship antar komponen dalam merealisasikan keuntungan dan manfaat KM terhadap perusahaan.

Tujuan penyusunan arsitektur KM adalah untuk menyediakan kerangka dan landasan bagi pengembangan dan pengoperasian inisiatif KM. 

Gambar 1 : 4 Elemen Dasar Arsitektur KM

Strategi Knowlegde Management
       Strategi KM merupakan penjabaran dari strategi bisnis perusahaan.
       Dalam strategi KM diformulasikan visi, misi dan objektif strategis dari pengelolaan knowledge yang mendukung visi, misi dan objektif perusahaan
       Tahapan selanjutnya dilakukan identifikasi tentang langkah-langkah apa yang harus diterapkan dari sisi KM dalam mendukung pengimplementasian strategi bisnis dan pencapaian objektif strategis dari perusahaan

Peran dan Value Proposition Knowlege Management
       Pada saat awal implementasi KM, para karyawan dan manajemen memiliki pemahaman yang sangat bervariasi terhadap KM
       Manajemen harus memutuskan peran dan value proposition dari KM untuk periode tertentu, yang pada periode selanjutnya dapat dievaluasi.

 3 pilihan peran yang dapat muncul dalam pengelolaan knowledge :
  1. KM diarahkan untuk mengelola knowledge sebagai produk. Artinya pengelola knowledge mengkonsentrasikan diri dalam melakukan kodifikasi knowledge dan menempatkannya dalam repository knowledge yang dapat diakses oleh karyawan sesuai otoritasnya.
  2. KM diarahkan untuk mempertemukan antara orang yang memiliki knowledge (knowledge producer)      dengan orang yang membutuhkan knowledge (knowledge consumer), pengelola knowledge harus dapat mengidentifikasi orang-orang yang memiliki knowledge tertentu dan mempertemukannya dengan orang-orang yang membutuhkannya.
  3. KM diarahkan memerankan kedua pilihan tersebut di atas sekaligus.

Keuntungan dan Manfaat Knowledge Management
  1. Meningkatkan kualitas pengambilan keputusan.
  2.  Meningkatkan kualitas penanganan pelanggan
  3.  Mempercepat respon terhadap isu-isu bisnis yang penting.
  4. Meningkatkan keterampilan karyawan
  5. Meningkatkan produktifitas
  6. Meningkatkan profit.
  7.  Berbagi praktek-praktek terbaik.
  8.  Mengurangi biaya
  9.  Meningkatkan kolaborasi dalam perusahaan
  10.  Cara kerja yang lebih baik
  11.  Meningkatkan pangsa pasar
  12.  Menciptakan peluang-peluang bisnis baru
  13.  Menyempurnakan pengembangan produk baru
  14. Sistem retensi karyawan lebih baik.
  15. Meningkatkan mutu produk dan layanan.

Giraldo (2005), menyebutkan empat peran utama teknologi bagi perusahaan global :
  1. Memelihara dan menjaga jejak dari data-data transaksi operasional.
  2.  Menganalisis lingkungan bisnis
  3.  Memberi dukungan dalam proses pengambilan keputusan.
  4.  Meningkatkan kolaborasi dan pengambilan keputusan oleh 

Daftar dari teknologi KM yang tersedia untuk perusahaan global :
       Portal
        Business Intelligence/Data Warehousing
        Document Management
        Intelligent Agents
        Search Engines
        Knowledge Resource Directories/Corporate Yellow Pages
        Customer Relationship Management (CRM)/Contact Management
        Messaging/E-Mail
        Groupware atau Collaboration Technologies
        Reminder/Web Calendars
        Decision Support Systems (DSS)
        Workflow and Tracking
        Web Casting
        E-Leaming/Web Based Training/Multimedia Based Training/Computer Based Training (CBT)
        Content Management

Faktor lainnya yang perlu diperhatikan dalam pemilihan teknologi adalah integrasinya dengan sistem-sistem informasi bisnis yang sebelumnya sudah dimiliki perusahaan.

Turban (2004), mengatakan bahwa teknologi KM harus dapat berintegrasi dengan:
       Decision Support Systems
       Artificial Intelligence
      Sistem basis data
       Customer Relationship Management (CRM).
       Supply Chain Management Systems
       Intranet dan Extranet korporasi.

Referensi :




Senin, 09 Desember 2013

Peran Knowledge Management Dalam Organisasi PLN

Knowledge management berbicara tentang bagaimana mengelola pengetahuan agar dapat digunakan untuk mencapai keuntungan kompetitif bagi organisasi. Knowledge management merupakan proses atau praktek menciptakan, memperoleh, menangkap, berbagi, dan menggunakan pengetahuan, dimanapun berada, untuk meningkatkan pembelajaran dan kinerja dalam organisasi (Scarborough et al, 1999 dalam Armstrong, 2010).
Salah satu contoh besarnya peranan knowledge management dalam meningkatkan kinerja organisasi dapat dilihat pada organisasi PLN di bawah kepemimpinan Dahlan Iskan. Sejak memimpin PLN, Dahlan Iskan berhasil melakukan beberapa gebrakan diantaranya bebas byar pet se Indonesiadalam waktu 6 bulan, gerakan sehari sejuta sambungan. Tahun 2010, PLN telah berhasil membangun PLTS di 5 pulau di Indonesia bagian Timur yaitu Pulau Banda, Bunaken Manado, Derawan Kalimantan Timur, Wakatobi Sulawesi Tenggara, dan Citrawangan. Selain itu, ia berhasil menanggulangi pemadaman bergilir di seluruh Indonesia, menyelesaikan IPP terkendala yang sudah begitu lama, mengatasi kacaunya tegangan listrik di berbagai wilayah (Aceh, Cianjur Selatan, Tangerang, dan banyak lagi).
Selama masa kepemimpinannya, Dahlan Iskan memanfaatkan semua sumber yang bisa digunakannya untuk memperoleh pengetahuan mengenai organisasi PLN, Ia menggunakan pengetahuan dan pengalaman yang dimilikinya dan membagikannya kepada seluruh jajaran staf PLN demi meningkatkan efektivitas organisasi tersebut. Selain mengandalkan pengetahuan yang dimilikinya, Dahlan Iskan juga banyak berkonsultasi dan mendengarkan orang yang dikenal memiliki integritas yang baik di lingkungan PLN. Dahlan Iskan juga sering meninjau langsung ke lapangan untuk melihat secara langsung situasi yang ada di lapangan.  Ia tidak hanya sekedar mengamati, tetapi juga menelusuri secara mendalam untuk mengetahui sumber utama permasalahan sehingga dapat mencari solusi terbaik. Sebagai pemimpin, Dahlan berusaha memberikan contoh nyata bagi bawahannya. Misalnya, ia disiplin berangkat pagi dan pukul 6.45 WIB sudah berada di kantor. Rapat direksi pun diubah menjadi puku17.00 WIB.
Untuk mengubah kinerja organisasi Dahlan Iskan menggunakan teknologi baru. Dia menggunakan teknologi terbaru untuk mengganti kerja pembangkit, juga teknologi untuk memperpendek jalur birokrasi. Struktur organisasi pun ikut berubah dengan adanya teknologi yang dibawa Dahlan Iskan. Tidak hanya itu, Dahlan Iskan juga membawa teknologi dalam bentuk manajemen manusia untuk mendekatkan diri dengan karyawan PLN. Juga mampu mempersatukan dan memotivasi karyawan PLN. Di berbagai forum, ia selalu membanggakan kualitas personal PLN yang menurutnya mengetahui semua persoalan yang dihadapi perusahaan dan juga tahu bagaimana cara menyelesaikannya.
Strategi knowledge management yang digunakan Dahlan Iskan adalahcodification strategy dan personalization strategy. Pada codification strategy, Dahlan Iskan menuangkan pengetahuannya melalui buku berjudul Dua Tangis dan Ribuan Tawa. Buku ini berisi kumpulan catatan CEO PLN Dahlan Iskan selama menjabat sebagai Dirut PLN. Catatan ini beredar di kalangan internal warga PLN sebagai bentuk komunikasi Dahlan Iskan kepada jajaran staffnya di PLN dari Sabang sampai Merauke. Sementara personalization strategy yang digunakan adalah dengan membagikan pengetahuan dengan menggunakan pendekatan person-to-person dimana pengetahuannya dibagikan melalui sharing dan forum dengan jajaran staf nya sehingga memungkinkan ia berdiskusi dan berbagi ide dengan para stafnya.
Sistem knowledge management yang digunakan Dahlan Iskan adalahgroupware, yaitu berbagi pengetahuan dengan menggunakan teknologi komunikasi informasi melalui internet. Dahlan Iskan menyalurkan jalan pikiran dan keinginannya melalui CEO’s Note. CEO’s Note ini ditulis sebulan sekali untuk seluruh karyawan PLN yang berjumlah 40.000 orang.
Isu-isu knowledge management yang ada di PLN diantaranya knowledge workers, yaitu mayoritas orang PLN adalah orang yang otaknya encer. Problem-problem sulit cepat mereka pecahkan. Sejak dari konsep, roadmapsampai aplikasi teknisnya. Serta latar belakang pendidikan orang PLN umumnya teknologi sehingga sudah terbiasa untuk berpikir logis. Isu selanjutnya adalah the significance of process and social capital and culture, yaitu gelombang internal yang menghendaki agar PLN menjadi perusahaan yang baik/maju ternyata sangat-sangat besar, intervensi dari luar yang biasanya merusak sangat minimal, serta iklim yang diciptakan oleh Menneg BUMN Bapak Mustafa Abubakar sangat kondusif yang memungkinkan lahirnya inisiatif-inisiatif besar dari korporasi. Selama masa kepemimpinannya, Dahlan Iskan juga menciptakan open culture untuk mendorong karyawan berbagi ide dan pengetahuan mereka dengan yang lain. Dalam PLN juga terdapat isu technology and people, dimana teknologi digunakan sebagai tempat penyimpanan sumber informasi sehingga dapat digunakan karyawan saat mereka membutuhkannya dan juga sekaligus sebagai peran pendukung dimana teknologi digunakan sebagai sarana komunikasi.
Dahlan Iskan memiiki peran yang sangat besar untuk mendukungknowledge management dalam perubahan PLN dimana ia membantu menciptakan budaya organisasi yang menekankan pentingnya berbagi pengetahuan dengan orang lain demi peningkatan kinerja organisasi dengan terlebih dahulu membagi pengetahuan yang dimilikinya kepada seluruh karyawannya, memberikan teladan kepada karyawannya untuk berkomitmen terhadap peningkatan kinerja PLN serta memberikan kepercayaan yang tinggi kepada para karyawannya dalam menyalurkan ide-ide mereka, memberikan motivasi kepada karyawannya, serta mengembangkan sistem teknologi komunikasi informasi yang memungkinkan semua karyawan PLN berkomunikasi dengan pimpinannya.

Referensi
Pengaruh Teknologi Dalam Organisasi, Studi Kasus PT PLN (Persero). (2010, 20 Oktober). Diakses pada 06 Mei 2012 dari  http://andpratama.blog.binusian.org/page/3/

Contoh kasus penerapan Knowledge Management dalam ITCP

ITCP (Indonesian Technical Cooperation Programmes). ITCP merupakan proyek yang dikembangkan oleh Sekretariat Kabinet Indonesia. Tujuannya untuk berbagi informasi dan keahlian antara Indonesia dengan negara berkembang lainnya. Aktivitas ITCP meliputi pelatihan; studi kunjungan; pertemuan kelompok yang mencakup area pertanian, pendidikan, informasi, sumber alam, perencanaan keluarga, dan sebagainya. Saat ini peserta ITCP tersebar sampai ke 90 negara dengan jumlah mencapai lebih dari empat ribu orang.
Semula proyek ini mengalami banyak kesulitan, tidak hanya dalam proses persiapan dan registrasi, melainkan juga pada proses dokumentasi dan pelaporan. Bagaimana menentukan jenis pelatihan yang paling dibutuhkan; bagaimana mencari dan menentukan kebutuhan akan pakar yang kompeten di bidangnya; bagaimana mengklasifikasikan laporan hasil suatu proyek atau studi agar dapat dimanfaatkan oleh negara lain; merupakan kendala yang dihadapi selama ini dan tidak dapat secara cepat dan optimal ditangani oleh administrasi manual.
Sekretariat Kabinet kemudian memutuskan untuk menggunakan aplikasi berbasis web sehingga kecepatan informasi dapat jauh lebih meningkat, mengingat luasnya area cakupan peserta ITCP. Dengan hanya bermodalkan program penjelajah (browser) dan koneksi ke internet, para peserta dapat dengan mudah memantau laporan proyek serta agenda pertemuan, serta memberikan masukan mengenai kebutuhan akan pelatihan serta pakar.
Masukan ini akan menjadi salah satu faktor penentu dalam pembuatan agenda kegiatan pelatihan ataupun studi. Kemudahan lainnya adalah dalam proses pencarian informasi. Data, dokumen, dan laporan sudah diklasifikasikan dengan beberapa kriteria yang diolah sedemikian rupa, sehingga informasi yang dihasilkan akan optimal dan tepat sesuai dengan kebutuhan dari peserta.
‘One stop service’
Pendekatan yang hampir serupa juga dilakukan oleh United Nations Development Programme (UNDP). UNDP menyediakan suatu fasilitas yang disebut one stop service kepada para stafnya agar dapat mengelola proyek-proyek UNDP di Indonesia. Disebut one stop service, karena semua perangkat lunak (Word, Excell, dan lain-lain), aplikasi database, jadwal kegiatan/kalendar, pendistribusian pekerjaan dan data dapat diakses dengan mudah melalui program penjelajah (browser). UNDP menggunakan program penjelajah agar semua informasi dapat tersaji secara visual, mulai dari proses pemantauan sampai dengan pendeteksian kemajuan dan perkembangannya.
Sistem manajemen proyek berbasis web di UNDP terintegrasi dengan database dan sistem surat-menyurat, sehingga pengguna dapat dengan mudah berkolaborasi baik melalui program e-mail, faksimile maupun dokumen melalui antarmuka (interface) yang sama. Guna mengurangi kesalahan, disediakan juga template untuk setiap dokumen yang sudah baku dan draft pada tiap tahapan proyek yang bila sudah diselesaikan, secara otomatis akan masuk ke langkah selanjutnya dan menjadi semacam tugas (task) untuk pengguna selanjutnya.
Proses aliran pekerjaan ini selain membuat proyek menjadi lebih efisien dan terorganisasi, juga memungkinkan semua pihak melihat sejarah setiap proyek, sehingga memudahkan untuk proses perencanaan selanjutnya seperti sistem database. Pada umumnya akses terhadap data-data yang berhubungan dengan proyek dibatasi dengan simpul-simpul keamanan yang terintegrasi pada tingkat pemakai dan pengelola database.
Sampai saat ini UNDP belum melakukan penghitungan secara rinci mengenai manfaat intranet terhadap pilihan sistem tanpa kertas (paperless system) ini, karena penerapannya baru sebatas penyediaan dokumentasi dalam bentuk intranet, internal memo, pendelegasian pekerjaan, pengumuman, dan katalog. Tapi yang jelas, proses pengambilan keputusan jadi lebih cepat dan efesien.
sumber : http://www.asmakmalaikat.com/go/buku/26082000_1.htm
*berdasarkan contoh kasus diatas, dapat dilihat bahwa Knowledge Management berfungsi pada ITCP.Selain melakukan kunjungan pelatihan dan studi kunjungan, mereka juga melakukan pelatihan dengan pakar yang kompeten di bidangnya. Dengan adanya knowledge management, proses aliran kerja menjadi lebih mudah, efisien dan terorganisasi, dan memungkinkan semua pihak melihat sejarah setiap proyek dan memudahkan proses pengerjaan selanjutnya.

Referensi :

Peran Budaya Orgnanisasi Dalam Knowledge Management

Budaya adalah fenomena kehidupan aktif yang diciptakan manusia bersama dan menciptakan ulang dunia tempat mereka hidup (Morgan, 1977)

Budaya Organisasi adalah pola asumsi dasar diciptakan, ditemukan, atau dikembangkan oleh  kelompok untuk belajar mengatasi masalah adaptasi eksternal dan integrasi internal yang telah berfungsi baik dan dianggap valid untuk diajarkan kepada anggota baru sebagai
jalan terbaik untuk menerima, berpikir, dan merasakan dalam kaitannya dengan masalah
tersebut (Schein, 1999)

Elemen Kunci Budaya Organisasi :
  •    Nilai lisan dan tertulis
  •    Harapan eksplisit dan implisit perilaku anggotanya
  •    Adat dan ritual
  •    Kisah dan mitologi sejarah kelompok
  •    Shop talk – bahasa digunakan dalam kelompok
  •    Climate – perasaan ditimbulkan karena interaksi dengan orang lain/lingkungan
  •    Metafora dan simbol

Rob Goffee and Gareth Jones yang membagi tipologi budaya organisasi ke dalam 4 kuadran yaitu :
  •    Networked,
  •    Fragmented,
  •    Mercenary, dan
  •    Komunal.



Tipologi Goffee and Jones didasarkan pada 2 konsep yaitu : Solidaritas dan Sosiabilitas.
Solidaritas adalah kecenderungan untuk saling dukung sementara Sosiabilitas adalah kecenderungan untuk berhubungan satu dengan lainnya. 
  •   Fragmented adalah tipe budaya organisasi yang rendah baik dimensi Sosiabilitas maupun Solidaritasnya.
  • Mercenary adalah tipe budaya organisasi dengan Solidaritas tinggi, sementara Sosiabilitas rendah.
  • Komunal adalah tipe budaya organisasi dengan Sosiabilitas tinggi, sementara Solidaritas rendah.
  • Akhirnya, Networked adalah tipe budaya organisasi dengan Sosiabilitas dan Solidaritas tinggi. 

Tipologi Goffee and Jones cukup bermanfaat dalam mendiagnosis sejumlah elemen dalam suatu budaya organisasi kendati kekurangan dua dimensi pokok dalam budaya organisasi:
  • Hubungan antara organisasi dengan lingkungan eksternal dan
  • Batasan fungsi manajemen. 

Karakteristik Lingkungan Budaya Berbagi Pengetahuan :
1.    Struktur reward (penghargaan)
2.    Keterbukaan dan transparansi
3.    Pendukung sharing – komunikasi dan kordinasi antar kelompok
4.    Trust (kepercayaan)
5.    Dukungan manajemen puncak

Budaya Sebagai Fondasi KM
       Budaya corporate adalah komponen kunci untuk menjamin pengetahuan dan informasi kritikal mengalir dalam organisasi
       Budaya berbagi pengetahuan dibangun atas dasar kepercayaan
       Sistem komunikasi merupakan sarana penyebaran budaya

Transformasi Budaya :
1.    Orang melihat pemimpin untuk mengetahui apa yang penting dalam organisasi
2.    Budaya disebarluaskan melalui cerita dan mitos
3.    Dalam situasi krisis, pemimpin menunjukkan nilai dan asumsi
4.    Sistem reward dapat memperlihatkan apa yang dianggap penting
5.    Keputusan penting juga dapat memperlihatkan pentingnya nilai tertentu
6.    Pemimpin mengkomunikasikan pentingnya nilai melalui apa yang mereka puji dan kritik

Menciptakan Budaya Organisasi dalam sharing KM :
·         Jurnalis pengetahuan memulai interview orang-orang kunci untuk dokumentasi
·         Melaksanakan kumpul-bersama KM – sarapan, makan siang, informal meeting, dll
·         Membuat newsletter untuk publikasi inisiatif KM
·         Menjalankan proyek pilot KM – intranet, dll
·         Mendesain ulang ruang kerja yang memungkinkan tempat berkumpul
·         Mengubah kriteria evaluasi kinerja yang mengacu pada kompetensi berbagi pengetahuan


CMM merupakan mekanisme kualifikasi sebuah Software Development House yang dapat memberikan gambaran tentang kemampuan perusahaan tersebut dalam melakukan development software. Capability Maturity Model adalah sebuah model yang dikembangkan oleh Software Engineering Institute atas permintaan Departement of Defense(DOD) Amerika Serikat dengan tujuan membuat ujian saringan masuk bagi kontraktor yang mendaftarkan diri untuk menjadi konsultan

Pengertian secara harfiah:
  • Capability, diartikan menjadi kapabilitas yang berarti kemampuan yang bersifat laten. Capability lebih mengarah kepada integritas daripada kapabilitas yang berarti itu sendiri. 
  • Maturity,  berarti matang atau dewasa. Matang merupakan hasil proses. Dewasa merupakan hasil pertumbuhan

Model, didefinisikan sebagai suatu penyederhanaan yang representatif terhadap keadaan di dunia nyata
Secara keseluruhan pengertian CMM, yaitu:
CMM dapat didefinisikan sebagai  sebuah penyederhanaan yang representatif yang digunakan untuk mengukur tingkat kematangan sebuah software development house dalam menyajikan/membuat/mengembangkan perangkat lunak sebagaimana telah dijanjikan secara tertulis dalam perjanjian kerjasama. Sehingga bisa dikatakan bahwa CMM adalah mengukur.

Nilai-nilai yang dilihat dalam pengukuran tersebut:
  •  Apa yang diukur (Parameter)
  •  Bagaimana cara mengukurnya (Metode)
  • Bagaimana standar penilaiannya (Skala Penilaian)
  • Bagaimana Interpretasinya (Bagi Manusia)


Capability Maturity Model terdapat 5 level/skala kematangan yaitu :
  • Initial
Ciri-ciri dari fungsi initial adalah tidak ada manajemen proyek, tidak adanya quality assurance, tidak adanya mekanisme manajemen perubahan (change management), tidak ada dokumentasi, adanya seorang ahli yang tau segalanya tentang perangkat lunak yang dikembangkan, dan sangat bergantung pada kemampuan individual.
  • Repeatable
Ciri-ciri dari fungsi repeatable adalah kualitas perangkat lunak mulai bergantung pada proses bukan pada oprang, ada manajemen proyek sederhana, ada quality assurance sederhana, ada dokumen sederhana, ada software configuration management sederhana, tidak adanya knowledge management, tidak adanya komitmen untuk selalu mengikuti SDLC dalam kondisi apapun, tidak adanya stastikal control untuk estimasi proyek dan rentan perubahan struktur organisasi.
  •  Defined
Ciri-ciri dari level Defined adalah SDLC sudah ditentukan, ada komitmrn untuk mengikuti SDLC dalam keadaan apapun, kualitas proses dan produk masih bersifat kualitatif atau hanya perkiraan saja, idak menerapkan Activity Based Costing, dan tidak adanya mekanisme umpan balik yang baku.
  • Managed
Ciri-cirinya adalah sebagai berikut, sudah ada Activity Based Costing dan digunakan untuk estimasi proyek berikutnya, proses penilaian kualitas perangkat lunak dan proyek bersifat kuantitatif, terjadi pemborosan biaya untuk pengumpulan data karena proses pengumpulan data masih dilakukan secara manual, cenderung belum jelas disebabkan karena masnusia ketika diperhatikan perilakuknya cenderung berubah, tidak ada mekanisme pencegahan defect dan adanya mekanisme umpan balik
  •  Optimized
Pengumpulan data secara automatis, adanya mekanisme pencegahan defect, adanya mekanisme umpan balik yang sangat baik, dan adanya peningkatan kualitas dari SDM dan juga peningkatan kualitas proses.



Hubungan CMM dengan Programming :
Programming atau pembuatan program dapat dibuat kesamaannya dengan CMM. Programming in small (coding red) ekivalen dengan CMM level
  •    Programming in large (proyek managemen, documentasi, dll) ekivalen dengan CMM level 2. Keduanya dapat dikelompokan menjadi programming as art proccess karena tidak memiliki unsur engineering. Unsur engineering yang perlu ditambahkan adalah standarisasi (pembakuan) dan pengukuran.
  • Jika sudah dilakukan standarisasi maka ekivalen dengan CMM level 3. Jika sudah ada pengukuran maka ekivalen dengan CMM level 4. Jika sudah sampai di level 4 maka programming dapat dianggap sebagai engineering process.
  • Keseluruhan level dari 1-4 dapat dipandang sebagai programming as discreet process dimana tidak ada pengembangan berkelanjutan (life time quality improvment) . Baru pada level 5 programming dapat dianggap sebagai continues process dimana peningkatan kualitas sumber daya manusia dan proses dilakukan secara terus menerus.

Kegunaan CMM meliputi:
• Menilai tingkat kematangan sebuah organisasi pengembang perangkat lunak
• Memfilter kontraktor yang akan menjadi pengembang perangkat lunak
• Memberikan arah untuk peningkatan organisasi bagi top managemen di dalam sebuah organisasi pengembang perangkat lunak
• Sebagai alat bantu untuk menilai keunggulan kompetitif yang dimiliki sebuah perusahaan dibandingkan perusahaan pesaingnya.

Referensi :